DESA WISATA LEREP


KONDISI GEOGRAFIS DESA
Desa Lerep merupakan salah satu desa di Kabupaten Semarang yang memiliki ketinggian lebih kurang 30-940 mdpl. Secara administratif, desa ini termasuk dalam kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Secara geografis Desa Lerep memiliki batas wilayah, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Bandarjo, Sumur Rejo. Sebelah selatan berbatasan dengan Perhutani, Nyatnyono, Sebelah Barat berbatasan dengan Nyatnyono, Ungaran, dan sebelah Timur berbatasan dengan Keji, Kalisidi.
Desa Lerep terletak pada titik 110º21′45" - 110º23′45" BT, 07º06′30" - 07º08′50" LS. Bentuk Topografi desa 217,12 ha datar, 209,77 ha bergelombang 236,36 Ha curam, 109,07 Ha sangat curam. Suhu desa biasanya mencapai lebih kurang 24-34ºC. orbitan atau jarak dari Pemerintahan Kecamatan lebih kurang 1,85 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten, lebih kurang 18 km, lebih kurang 471 km dari Ibu Kota Negara.

Kondisi Kependudukan pada tahun 2019 berjumlah 10.470 jiwa dengan 5258 laki-laki dan 5221 perempuan. Desa Lerep juga dijuluki sebagai desa Wisata karena memiliki potensi dibidang pariwisata. Desa mulai menobatkan sebagai desa wisata sejak tahun 2015. Kepala Desa mulai merintis dan bersama-sama mengembangkan desa untuk menjadi potensi wisata di Jawa Tengah. Terbukti dari Pokdarwis desa yang sering menerima tamu paket wisata yang berbasis kearifan lokal. Selain kearifan lokal, paket wisata yang ada di desa Lerep juga bersifat edukatif dan alam. Paket wisata yang ditawarkan beragam, mulai dari edukasi, fun game, hingga camping. Wisatawan dapat memperoleh pengalaman baru dalam menikmati suasana desa. Pihak yang mengelola bidang wisata di desa Lerep adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan PROKLIM (Program Kampung Iklim).
SEJARAH DESA LEREP
 
Nama Lerep pertama kali ditemukan oleh seorang Kyai yang bernama Kyai Kadilangu. Menurut para sesepuh beliau adalah seorang wali. Kisah ini berawal dari peperangan antara Sunan Hasan Munadi dari Nyatnyono yang sekarang terkenal dengan desa Nyatnyono, berperang melawan Ki Hajar Buntit (seorang kafir). Peperanganya dimulai dari Sendang Putri Nyatnyono, pedang dari Ki Hajar Buntit patah dan kemudian dikubur di Sendang Putri. Setelah itu Ki Hajar Buntit melarikan diri menuju ke utara yang sekarang dikenal kota Ungaran dan diteruskan menuju ke barat menuju tempat yang kemudian dinamakan dusun Karangbolo. Di tempat ini Ki Hajar Buntit mengerahkan pasukannya dan bertempur lagi dengan Hasan Munadi di Poncoruwo (yang sekarang menjadi tanah bengkok Kelurahan Ungaran). Kemudian setelah itu pasukan Ki Hajar Buntit melarikan diri lagi menuju suatu tempat untuk bersenang-senang yang sekarang dinamakan dusun Soka. Tapi persembunyian Ki Hajar Buntit tercium lagi oleh Hasan Munadi. Dalam pengejarannya, Hasan Munadi sempat beristirahat di tempat yang tenang yang sekarang dikenal dengan Lerep yang artinya ayem, kelereban. 



KARTO AMIJOYO adalah seseorang yang sangat disegani, di kagumi, dan dihormati oleh warga masyarakat . Pada zaman Jepang sekitar tahun 1942 wilayah Desa Lerep belum memiliki seorang pemimpin. Segala urusan surat menyurat dan tulis menulis hanya diketahui oleh orang-orang kaya yang dapat mengenyam pendidikan. Karto Amijoyo merupakan salah satu tokoh masyarakat yang merupakan anak seorang petani namun semangat belajarnya tinggi hingga dia dapat mengenyam pendidikan. Karena ilmu yang dimilikinya warga masyarakat sering minta tolong kepadanya.



Karto Amijoyo menjadi dikenal banyak orang, karena sikapnya yang ramah, sopan, dan dan suka menolong. Karto Amijoyo menikah dengan seorang perempuan  yang merupakan tetanggany dan dikaruniai 2 orang putri. Kemudian warga menganggap bahwa Karto Amijoyolah yang pantas untuk menjadi seorang pemimpin. Pada Tahun 1942 Karto Amijoyo memimpin wilayah Tegalrejo, Karang Tengah (sekarang bernama Kretek), Lorog dan Karangbolo (Wilayah tersebut dulu bernama Gorno).



Karto Amijoyo melihat wilayah atas (Soka, Lerep dan Indrokilo belum memiliki seorang pemimpin, maka beliau bermaksud untuk mempersatukan wilayah atas dengan wilayah Gorno. Namun tak semudah yang beliau bayangkan. Warga masyarakat atas menolak niat tersebut dengan alasan Karto Amijoyo bukan warga wilayah atas. Karto Amijoyo berpikir, dan salah satu cara agar beliau bisa menjadi warga wilayah atas adalah beliau harus menikah dengan perempuan yang berasal dari wilayah atas.



Hal ini tentu saja ditolak oleh istri Karto Amijoyo, namun dengan lembut dan penuh pengertian Karto Amijoyo membujuk istrinya dan akhirnya istrinya menyetujui niat tersebut. Karto Amijoyopun menikahi seorang perempuan yang berasal dari wilayah atas dan tinggal di wilayah atas (Lep). Pada awal tahun 1943 Karto Amijoyo mengumpulkan warga atas dan warga Gorno, dan disepakati bahwa Karto Amijoyo sebagai Pemimpin (Kepala Desa Lerep Pertama) untuk wilayah atas dan Gorno. Kemudian wilayah tersebut di beri Nama DESA LEREP karena merupakan wilayah terluas dan merupakan keprabon (tempat tinggal utama).



Wilayah Desa Lerep terdiri dari 7 Dusun (Dusun Indrokilo, Dusun Lerep, Dusun Soka, Dusun Tegalrejo, Dusun Lorog, Dusun Karangbolo dan Dusun Mapagan. Masing masing dusun tersebut diketuai oleh seorang Kepala Dusun (Bekel).



 

Silsilah  Kepala Desa Lerep :
1.      Karto Amijoyo (1943-1955)bertempat tinggal di Dusun Lerep.
2.      Suhari (1955-1963) bertempat tinggal di Dusun Soka
3.      Yusman (1963-1971)  bertempat tinggal di Dusun Lerep
4.      Sunarno (1971-1989) bertempat tinggal di Dusun Soka
5.      Daniel Suwarno (1989-1999) bertempat tinggal di Dusun Lerep
6.      Sofianto (1999-2007) bertempat tinggal di Dusun Tegalrejo
7.      Sumariyadi, ST (2007-sekarang 2019) bertempat tinggal di Dusun Lerep




Lerep adalah suatu desa yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Lerep mempunyai keistimewaan tersendiri selain sebagai kota Kecamatan Ungaran Barat, sekarang Lerep dikenal karena memiliki banyak tempat wisata. Lerep mempunyai luas wilayah 6,82 km2 dan kepadatan penduduk 1.311 tiap km2. Lerep terletak di dataran tinggi lereng Gunung Ungaran dan mempunyai keindahan alam yang exotic yang jarang dijumpai di wilayah lain. Desa Lerep terdiri dari 8 dusun yaitu dusun Tegalrejo, dusun Karangbolo, dusun Kretek, Mapagan, dusun Lorog, dusun Soka, dusun Lerep dan dusun Indrokilo. Lerep terdiri dari 66 RTdan 10 RW


Bagi para wisatawan lokal, Lerep adalah sebuah desa yang memiliki keunikan tersendiri. Banyak hal yang menjadikan Lerep sebagai sesuatu yang unik salah satunya adalah mempunyai tempat wisata yang beraneka ragam. Sehingga semua ini semakin menjadikan Lerep sebagai desa yang komplit.
Klasifikasi Wisata di Desa Lerep ada  :
  • Wisata Alam
  • Wisata Budaya
  • Wisata Edukasi
  • Wisata Kuliner
  • Wisata Air

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Suksesnya Culture Fest "Kadeso Wayangan Lerep"

Lerep Juara lagi...di event Festival Desa Wisata dan Jambore Pokdarwis Tahun 2019.

POJOK LITERASI DESA WISATA LEREP